Komponen yang dibutuhkan:IC 74138 adalah sebuah aplikasi demultiplexer. Demultiplexer adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk memilih salah satu data dari banyak data menggunakan suatu data input. Demultiplexer sering disebut sebagai perangkat dengan sedikit input dan banyak output ic ini cocok untuk pengguna mikrokontroler yang membutuhkan output.
Demultiplexer 74LS138 berfungsi untuk memilih salah satu dari 8 jalur dengan memberikan data BCD 3 bit pada jalur masukan A0 – A2. Demultiplexer 74LS138 memiliki 8 jalur keluaran Q0 – Q7, 3 jalur masukan A0 – A2 dan 3 jalur kontrol expansi E1 – E3.
Tabel Karakteristik Demultiplexer IC 74LS138
Berfungsi untuk memberikan clock yang stabil ke prosesor. Dalam kasus sistem multiprosesor, ini memfasilitasi sinkronisasi beberapa sinyal clock. Menyediakan pengaturan ulang ke prosesor bersama dengan sinyal clock.
Seperti yang dapat kita lihat bahwa 8284 terdiri dari 3 bagian, bagian reset, bagian jam dan bagian siap.
OSC,
CLOCK dan PCLK adalah tiga keluaran yang dihasilkan oleh bagian jam.
Osilator kristal yang ada di bagian ini menghasilkan sinyal gelombang
persegi sebagai outputnya ketika kristal dipasang di antara dua inputnya
X1 dan X2.
Frekuensi sinyal gelombang persegi yang dihasilkan sama dengan frekuensi kristal.
Selanjutnya,
sinyal gelombang persegi diumpankan ke gerbang AND dan gerbang NOT
(buffer terbalik) secara bersamaan. Buffer terbalik ini memberikan
sinyal OSC.
F / C 'adalah pin pemilihan frekuensi / kristal yang digunakan untuk memilih masukan dari osilator.
Ketika
inputnya tinggi maka frekuensi operasi ditentukan oleh input frekuensi
eksternal (EFI), sedangkan dalam kasus lain ditentukan oleh osilator
kristal.
Melalui gerbang AND, output dari osilator diumpankan ke
pencacah dibagi 3 ketika F / C 'rendah. Saat F / C 'tinggi, EFI
diumpankan ke konter. Sinyal pengaturan waktu untuk pin siap dan reset
diproduksi oleh penghitung.
Untuk operasi dengan input EFI,
sinkronisasi antara beberapa sistem prosesor diperlukan, yang
menggunakan CSYNC. Sedangkan ketika osilator kristal memutuskan
frekuensi operasi maka, dalam hal ini, sinyal ini dikenai ground.
CSYNC memungkinkan sinkronisasi di antara beberapa 8284. Dalam kasus tunggal 8284, pin ini di-ground.
Perlu
dicatat bahwa frekuensi clock keluaran yang dibangkitkan dalam kedua
kasus tersebut akan menjadi sepertiga dari frekuensi masukan yang
diterapkan.
Sinyal clock untuk perangkat periferal dihasilkan
dengan membagi frekuensi clock dengan 2. Pada dasarnya, perangkat
seperti 8254 timer memerlukan PCLK karena memerlukan frekuensi
pengoperasian yang lebih rendah.
Bagian reset 8284 terdiri dari
pemicu Schmitt dan flip-flop D. Pada setiap tepi negatif dari sinyal
clock, rangkaian menerapkan sinyal reset ke prosesor. Rangkaian mikroprosesor akan meng-output-kan address sesuai address memori atau I-O yang ingin dituju. Operator kapan saja dapat mengatur ulang prosesor dengan menggunakan tombol tekan.
Sinyal siap untuk prosesor dihasilkan oleh bagian siap. Ini memberikan informasi mengenai apakah prosesor siap untuk dioperasikan atau tidak. Jika sinyal siap rendah, maka ini menunjukkan status tunggu prosesor.
Gambar di bawah ini merupakan antarmuka generator jam 8284 dengan mikroprosesor 8086:
CSYNC
- nomor pin 1 - Singkatan dari sinkronisasi jam. Ini adalah sinyal
tinggi aktif yang menyinkronkan sinyal clock dari berbagai chip 8284
yang ada dalam satu sistem. Karena pin ini menunjukkan pentingnya
operasi berbasis EFI, maka pin ini di-ground-kan ketika kristal ada di
antara input X1 dan X2.
PCLK– pin nomor 2 - Singkatan dari jam
periferal. Sinyal tinggi aktif pada pin ini memberikan sinyal clock
frekuensi seperenam dari EFI atau frekuensi kristal ke perangkat
periferal seperti 8254.
AEN1 'dan AEN2' - pin nomor 3 dan 7 -
Singkatan dari pengaktifan alamat dan merupakan pin rendah yang aktif.
Ini memenuhi syarat sinyal siap bus yaitu, RDY1 dan RDY 2.
RDY1
dan RDY 2 - pin nomor 4 dan 6 - Ini adalah pin tinggi aktif dan sinyal
ini disediakan oleh perangkat yang ada pada bus data yang menunjukkan
ketersediaan atau penerimaan data.
READY - pin nomor 5 - Pin ini menahan sinyal SIAP mikroprosesor 8086.
CLK - pin nomor 8 - Singkatan dari jam. Frekuensi sinyal pada pin
ini akan menjadi sepertiga dari frekuensi EFI / kristal yang memiliki
siklus kerja 33%. Itu terhubung ke input clock dari prosesor.
RESET - Pin nomor 10 - Pin ini memberikan sinyal reset ke prosesor dan perangkat periferal, ini adalah pin aktif-tinggi.
RES '- Pin nomor 11 - Ini adalah pin rendah aktif yang menghasilkan
sinyal reset untuk 8284. Pin terhubung ke jaringan RC untuk memberikan
daya saat reset.
OSC - pin nomor 12 - Ini adalah sinyal keluaran
osilator dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi EFI atau kristal
yang diterapkan.
F / C '- pin nomor 13 - Pin ini digunakan untuk
memilih apakah input yang digunakan adalah EFI atau kristal untuk
pembuatan jam. Untuk input EFI pin dihubungkan ke VCC yaitu logika high,
sedangkan untuk input crystal pin dihubungkan ke GND.
EFI -
nomor pin 14 - Singkatan dari input frekuensi eksternal. Pin ini
memberikan frekuensi input eksternal ke 8284 ketika F / C 'tinggi.
Sinyal eksternal yang disediakan pada pin ini harus memiliki frekuensi
tiga kali lipat dari frekuensi clock yang diperlukan.
ASYNC '-
pin nomor 15 - Pin ini memberikan informasi mengenai sinkronisasi yang
diberikan ke input. Ini adalah pin rendah aktif maka sinkronisasi dua
tahap disediakan, jika tidak untuk sinyal tinggi aktif, sinkronisasi
tahap tunggal disediakan.
X1, X2 - pin nomor 16 dan 17 - Keduanya
adalah pin input 8284 dan diperlukan saat menghubungkan kristal kuarsa.
Ketika EFI tersedia maka X1 terhubung dengan VCC atau GND.
VCC - nomor pin 18 - Input suplai +5 V disediakan di pin ini.
GND - pin nomor 9 - Pin ini digunakan untuk koneksi ground. Rangkaian mikroprosesor akan meng-output-kan address sesuai address memori atau I-O yang ingin dituju.
Untuk address rendah pada mikroprosesor 8088 multiplek dengan data. Untuk membedakan address atau data dibantu oleh sinyal kontrol ALE yang menandakan mikroprosesor meng-output-kan address bukan data dan sebaliknya mikroprosesor akan meng-output-kan sinyal kontrol DEN jika mikroprosesor mau melakukan transfer atau receive data ke memori atau I-O. Data di transfer atau di receive dapat diketahui dari sinyal kontrol yang di-output-kan oleh mikrorposesor yaitu DT/-R. Selain itu mikroprosesor juga meng-output-kan sinyal-sinyal kontrol seperti RD, WR, INT, DT/-R, dan IO/-M yang akan dipakai pada rangkaian aplikasi. IC 8284 merupakan pembangkit clock dan juga sinyal-sinyal kontrol lainnya seperti Ready dan Reset. Kristal 14,138 MHz digunakan untuk menghasilkan frekuensi clock yaitu 1/3 kristal yang diinputkan ke mikroprosesor melewati pembangkit sinyal pulsa IC 8284. Untuk operasi Reset melalui rangkaian Reset yang d-iinput-kan ke mikroprosesor melalui IC 8284 yang aktif rendah.
8086 merupakan sebuah chip mikroprosesor 16-bit rancangan Intel pada tahun 1978 yang membangkitkan penggunaan arsitektur x86. Tidak lama kemudian, intel 8088 diperkenalkan dengan bus 8-bit external, yang memungkinkan penggunaan chipset yang murah.
8086 dirancang berdasarkan intel 8080 dan intel 8085 dengan set register yang mirip, tetapi dikembangkan menjadi 16 bit. "Bus Interface Unit" memberikan rangkaian instruksi ke "Execution Unit" melalui sebuah prefetch queue 6 byte, jadi pemberian dan pelaksanaan dilakukan bersamaan- sebuah bentuk pipelining primitif (instruksi 8086 bervariasi dari 1 sampai 4 byte).
Catu daya dan sinyal frekuensi
Ini menggunakan suplai 5V DC pada VCC pin 40, dan menggunakan ground pada VSS pin 1 dan 20 untuk operasinya.
Sinyal jam
Sinyal
jam disediakan melalui Pin-19. Ini memberikan waktu ke prosesor untuk
operasi. Frekuensinya berbeda untuk versi yang berbeda, yaitu 5MHz, 8MHz
dan 10MHz.
Alamat / bus data
AD0-AD15. Ini adalah 16 bus
alamat / data. AD0-AD7 membawa data byte orde rendah dan AD8AD15 membawa
data byte orde tinggi. Selama siklus clock pertama, ia membawa alamat
16-bit dan setelah itu ia membawa data 16-bit.
Alamat / status bus
A16-A19
/ S3-S6. Ini adalah 4 bus alamat / status. Selama siklus clock pertama,
ia membawa alamat 4-bit dan kemudian membawa sinyal status.
S7 / BHE
BHE
adalah singkatan dari Bus High Enable. Ini tersedia di pin 34 dan
digunakan untuk menunjukkan transfer data menggunakan bus data D8-D15.
Sinyal ini rendah selama siklus jam pertama, setelah itu aktif.
Baca (RD)
Ini tersedia di pin 32 dan digunakan untuk membaca sinyal untuk operasi Baca.
Siap
Ini
tersedia di pin 22. Ini adalah sinyal pengakuan dari perangkat I / O
bahwa data ditransfer. Ini adalah sinyal tinggi aktif. Jika tinggi, ini
menunjukkan bahwa perangkat siap mentransfer data. Ketika rendah, ini
menunjukkan status tunggu.
SETEL ULANG
Ini tersedia di pin 21
dan digunakan untuk memulai kembali eksekusi. Ini menyebabkan prosesor
segera menghentikan aktivitasnya saat ini. Sinyal ini aktif tinggi
selama 4 siklus clock pertama untuk RESET mikroprosesor.
INTR
Ini
tersedia di pin 18. Ini adalah sinyal permintaan interupsi, yang
diambil sampelnya selama siklus clock terakhir dari setiap instruksi
untuk menentukan apakah prosesor menganggap ini sebagai interupsi atau
tidak.
NMI
Ini adalah singkatan dari non-maskable interrupt
dan tersedia di pin 17. Ini adalah input edge triggered, yang
menyebabkan permintaan interupsi ke mikroprosesor.
UJI
Sinyal
ini seperti status menunggu dan tersedia di pin 23. Ketika sinyal ini
tinggi, maka prosesor harus menunggu status IDLE, jika tidak eksekusi
dilanjutkan.
MN / MX
Ini singkatan dari Minimum / Maximum dan
tersedia di pin 33. Ini menunjukkan mode prosesor untuk beroperasi; bila
tinggi, ia bekerja dalam mode minimum dan sebaliknya.
INTA
Ini
adalah sinyal pengakuan interupsi dan id tersedia di pin 24. Ketika
mikroprosesor menerima sinyal ini, ia mengakui interupsi.
ALE
Ini
singkatan dari address enable latch dan tersedia di pin 25. Pulsa
positif dihasilkan setiap kali prosesor memulai operasi apa pun. Sinyal
ini menunjukkan ketersediaan alamat yang valid pada alamat / jalur data.
SARANG
Itu
singkatan dari Data Enable dan tersedia di pin 26. Ini digunakan untuk
mengaktifkan Transreceiver 8286. Transreceiver adalah perangkat yang
digunakan untuk memisahkan data dari alamat / bus data.
DT / R
Ini
adalah singkatan dari Data Transmit / Receive signal dan tersedia di
pin 27. Ini menentukan arah aliran data melalui transreceiver. Ketika
tinggi, data ditransmisikan keluar dan sebaliknya.
M / IO
Sinyal
ini digunakan untuk membedakan antara memori dan operasi I / O. Ketika
tinggi, ini menunjukkan operasi I / O dan ketika rendah menunjukkan
operasi memori. Ini tersedia di pin 28.
WR
Ini singkatan dari
sinyal tulis dan tersedia di pin 29. Ini digunakan untuk menulis data ke
dalam memori atau perangkat output tergantung pada status sinyal M /
IO.
HLDA
Ini adalah singkatan dari sinyal Hold Acknowledgement dan tersedia di pin 30. Sinyal ini mengakui sinyal HOLD.
MEMEGANG
Sinyal
ini menunjukkan kepada prosesor bahwa perangkat eksternal meminta untuk
mengakses bus alamat / data. Ini tersedia di pin 31.
QS1 dan QS0
Ini
adalah sinyal status antrian dan tersedia di pin 24 dan 25. Sinyal ini
memberikan status antrian instruksi. Kondisinya ditunjukkan pada tabel
berikut
S0, S1, S2
Ini
adalah sinyal status yang memberikan status operasi, yang digunakan
oleh Pengontrol Bus 8288 untuk menghasilkan sinyal kontrol memori & I
/ O. Ini tersedia di pin 26, 27, dan 28. Berikut adalah tabel yang
menunjukkan statusnya -
LOCK
Ketika
sinyal ini aktif, ini menunjukkan kepada prosesor lain untuk tidak
meminta CPU meninggalkan bus sistem. Ini diaktifkan menggunakan awalan
LOCK pada instruksi apa pun dan tersedia di pin 29.
RQ / GT1 dan RQ / GT0
Ini
adalah sinyal Request / Grant yang digunakan oleh prosesor lain yang
meminta CPU untuk melepaskan bus sistem. Ketika sinyal diterima oleh
CPU, kemudian mengirimkan pengakuan. RQ / GT0 memiliki prioritas lebih
tinggi daripada RQ / GT1.
IC 74LS373 adalah salah satu flip-flop data yang
memiliki 8 latch data dengan 3 kondisi output (high, low,
dan impedansi tinggi).
Adapun konfigurasi pin pada 74LS373 adalah sebagai
berikut:
a.
D0 – D7 adalah data input (Dn).
b.
LE adalah input Latch Enable yang aktif
ketika berlogika high.
c.
OE adalah input Output Enable yang aktif
ketika berlogika low.
d.
Q1 – Q7 adalah data output (Qn).
IC
74LS373 terdiri dari delapan D flip flop yang melaluinya masukan
diberikan ke masing-masing pin IC. Data Flip flop berubah secara
asinkron ketika Latch enable (LE) dalam keadaan High. Seperti yang kita
ketahui pengoperasian flip flop itu masukan apapun
ke pin D pada keadaan sekarang akan diberikan sebagai keluaran pada
siklus jam berikutnya. Tetapi ketika Pin Pengunci Latch ditarik rendah,
data akan terkunci sehingga data muncul secara instan memberikan aksi
Latching.
Pin Output Enable juga berperan
penting dalam cara kerja IC 74LS373 ini. Saat pin (OE) low input data
akan muncul di output, namun saat OE tinggi maka output akan berada
dalam keadaan impedansi tinggi. IC beroperasi dengan maksimum 5 V dan banyak digunakan di berbagai jenis peralatan elektronik.
Tabel 2.3 Kebenaran logika pada IC 74LS373
Dn
|
LE
|
OE
|
Qn
|
H
|
H
|
L
|
H
|
L
|
H
|
L
|
L
|
X
|
L
|
L
|
Q0
|
X
|
X
|
H
|
Z
|
L = Low
|
Z = IMPEDANSI TINGGI
|
H = high
|
X = DIABAIKAN |
IC TTL 74LS245 yang menurut data Sheet adalah ‘ Octal Bus Tranceiver, 3 State’.
Yaitu IC TTL yang dapat digunakan sebagai masukan dan keluaran pada
kaki yang sama, tiga kondisi tersebut adalah: Masukan, Keluaran,
Pengunci, dan tidak membalikkan keadaan logika pada input ke output.
Tabel Fungsi Kaki IC TTL 74LS245
Kontrol Masukan | Operasional |
Kaki ‘ E ’ | Kaki ‘ DIR ‘ |
L | L | Data berasal dari kaki B menuju ke kaki A |
L | H | Data berasal dari kaki A menuju ke kaki B |
H | X | Data terisolasi (kondisi impedensi tinggi) |
Ket: L = Low (0)
H = Hight (1)
X = Low atau Hight
Gambar Bentuk DIP IC 74LS245
Cara Kerja Rangkaian :
IC TTL 74LS245 dapat menangani 8 buah jalur masukan maupun keluaran, dengan dikontrol oleh kaki DIR dan kaki E. Jika
kaki 1 (DIR) IC diberi Logika 1 dan kaki 19 (E) IC diberi Logika 0,
maka kaki 2-9 (A) IC menjadi Input dan kaki 11-18 (B) menjadi Output.
Sebaliknya jika kaki 1 (DIR) IC diberi logika 0 dan kaki 19 (E) IC juga
diberi logika 0, maka kaki 11-18 (B) menjadi Input dan kaki 2-9 (A) IC
menjadi output. Dan jika kaki 1 dan 19 IC diberi logika 1 atau kaki 1 IC
diberi logika 0 dan kaki 19 IC diberi logika 1 (DIR=1 dan E=1 atau
DIR=0 dan E=1), maka IC menjadi kondisi impedansi tinggi atau logika
tidak diketahui sama sekali atau data terisolasi.
IC demultiplekser 74LS139 merupakan demultiplekser 2
input dengan 4 output. IC ini terdiri dari dua buah demultiplekser dengan 16
buah pin. Konfigurasi dari masing-masing Pin dapat dilihat pada gambar berikut
:
Sebagaimana IC digital lainnya, VCC dari IC ini memerlukan tegangan sebesar 5
V. Fungsi kerja dari IC 74139 ini dapat dilihat pada tabel berikut:
ROM
adalah salah satu jenis memori yang hanya dapat dibaca saja isinya
dengan instruksi-instruksi bahasa mesin. Perbedaan utama ROM dengan RAM
adalah bahwa data di ROM tidak akan terhapus walaupun tegangan supply
terputus dari rangkaian. Untuk saat ini sudah banyak ROM yang
memanfaatkan IC EEPROM yang bisa ditulis dan dihapus datanya hanya
dengan memberikan tegangan tententu.
Untuk ROM jenis EPROM seperti 27128 mempunyai empat pin kontrol yaitu: pin OE, pin CE, pin PGM dan pin VPP seperti gambar 3.Kombinasi dari keempat pin kontol tersebut dapat dilihat pada tabel
Tabel 1 Fungsi pin-pin CE, OE, PGM dan VPP pada ROM 27128
-CE | -OE | PGM | VPP | Mode | Pin-pin I-O |
0 | 0 | 1 | Vcc | Read | D-out |
1 | X | X | Vcc | Program | High Z |
0 | X | 0 | Vpp | Program Verify | D-in |
1 | X | X | Vpp | Program Inhibit | High Z |
Pin
CE berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian buffer I-O yang terdapat
didalam EPROM 27128. Sedangkan pin OE yang berfungsi sebagai strobe
untuk data out dari EPROM. Dan pin PGM dan pin VPP berfungsi pada saat
EPROM sedang diprogram atau diisi dengan EPROM Writer.
Pin
PGM akan dibuat 0 dan pin VPP diberi tegangan sesuai dengan jenis EPROM
yang dipakai. Untuk EPROM 27128A besamya VPP adalah 12,5 Volt. Setelah
selesai dengan pengisian EPROM maka didalam rangkaian sistem minimum pin
PGM dan pin VPP dihubungkan ke tegangan catu 5 volt.
Urutan langkah-langkah yang dilaksanakan mikroprosesor dalam melaksanakan instruksi read pada ROM adalah sebagai berikut:
a. Address dari memori yang dituju diload ke bus addresss setelah ada sinyal ALE.
b. Chip
Select yang dari EPROM yang dituju akan aktif low sehingga EPROM
meng-input-kan address dari bus address misalnya A0-Al3 seperti pada
EPROM 27128.
c. Kemudian mikroprosessor mengirim sinyal RD pada EPROM.
d. EPROM mengalami pembacaan atau data dikirim ke mikroprosesor.
IC memori 6116 merupakan salah satu RAM statik berkapasitas 16.384 bit
atau 2 kbyte. IC 6116 mempunyai 8 jalur data (D0-D7) dan 11 jalur alamat (A0-A10).
Untuk menulis data digunakan sinyal
W
(aktif LOW) dan untuk membaca data
digunakan sinyal
G
(aktif LOW). Kaki
E
(aktif LOW) digunakan untuk
mengijinkan memori menulis atau membaca data pada jalur data. Kaki 12
dihubungkan ke GND dan kaki 24 dihubungkan ke +5V.
RAM
6116 yang dipakai didalam sistem minimum mempunyai pin CS (Chip Select)
untuk mengaktifkan IC tersebut, pin OE (Output Enable) sebagai pin
sinyal kontrol RD untuk membaca data dan pin WE (Write Enable) sebagai
pin sinyal kontrol WR untuk menulis data seperti gambar 2. Selain itu,
terdapat pin-pin untuk addresing A0-A10, pin data D0-D7 untuk masukan
dan keluaran data 8 bit. Sisa bus address mulai A11-A19 dipergunakan
untuk rangkaian decoding bagi RAM yang bersangkutan.
Kombinasi dari ketiga pin-pin tersebut dapat dilihat fungsinya seperti pada tabel 1.
Tabel 1 Fungsi pin-pin CS, OE dan WE pada RAM 6116
-CS
|
-OE
|
-WE
|
Mode
|
Pin–pin I-O
|
1
|
X
|
X
|
Non aktif
|
High Z
|
0
|
0
|
1
|
Read
|
Out
|
0
|
1
|
0
|
Write
|
In
|
Dari
tabel fungsi diatas dapat dilihat bahwa pin CS memegang peranan utama
dalam kerja RAM statis 6116. Bila pin Chip Select aktif low maka operasi
read dan write dapat dilaksanakan. Untuk mengaktifkan pin CS dapat
diberikan input low dari output decoding I-O.
Urutan
langkah-langkah yang dilaksanakan mikroprosessor dalam melaksanakan
instruksi read atau write pada RAM adalah sebagai berikut:
a. Address dari memori yang akan dituju diload oleh mikroprosesor ke bus address setelah terdapat sinyal ALE.
b. Chip
Select yang dari RAM yang dituju akan aktif low sehingga RAM
me-input-kan address dari bus address misalnya A0-A10 seperti pada RAM
6116.
c. Kemudian mikroprosessor mengirim sinyal kontrol RD atau WR pada RAM.
d. RAM melakukan pernbacaan atau penulisan sesuai dengan kombinasi sinyal control yang diterima seperti tabel 1 diatas. PPI
(Programmable Peripheral Interface) 8255 adalah IC yang dirancang untuk
membuat port masukan dan keluaran paralel. Chip ini diproduksi oleh
Intel Corporation dan dikemas dalam bentuk 40 pin dual in line package
dan dirancang untuk berbagai fungsi antarmuka dalam mikroprosesor. IC
ini mempunyai 24 bit I/O yang terorganisir menjadi 3 port 8 bit (24
jalur) dengan nama Port A, Port B, dan Port C. Masing-masing port ini
dapat berfungsi sebagai input atau output, termasuk port C upper dan
lower difungsikan sama atau beda. Fungsi ini terbentuk dari kondisi data
bus yang deprogram/dirancang. Konfigurasi fungsi dari 8255 adalah
diprogram oleh sistem software sehingga tidak diperlukan komponen
gerbang logika eksternal untuk perangkat perpheral interface.Di bawah ini menunjukkan diagram blok bagian dalam dari PPI
8255.
Gambar 1. Diagram Blok PPI 8255
PPI 8255 memiliki buffer bus data dua arah, yang
berarti dapat berfungsi baik sebagai port input maupun port output. Arah aliran
data dapat dijelaskan dengan menggunakan pengaturan logika Read/Write. Secara mudah
dapat diuraikan dengan tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Format Pembacaan dan Penulisan PPI 8255
PPI 8255 bekerja
dalam tiga mode, yaitu :
a. Mode 0 :
Port A, Port B, dan Port C bekerja sebagai
port I/O sederhana tanpa jabat tangan. Pada mode ini CPU sama sekali tidak
memperhatikan status 8255. CPU mentransfer data tanpa mempersoalkan apa yang
terjadi pada 8255. Port A dan Port B bekerja sebagai port 8 bit sedangkan Port
C dapat dibuat bekerja dalam 8 bit atau berdiri sendiri dalam 4 bit lower dan 4
bit upper secara terpisah. Pemakaian mode 0 pada PPI 8255 secara diagram dapat
digambarkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Blok Operasi PPI 8255 Mode 0
b. Mode 1 :
Port A, Port B bekerja sebagai port I/O
dengan jabat tangan menggunakan sebagian dari pena Port C. Saluran PC0, PC1,
dan PC2 berfungsi sebagai saluran jabat tangan untuk Port B sedangkan Port A
menggunakan saluran PC3, PC4, dan PC5 sebagai sinyal jabat tangan. PC6 dan PC7
dapat digunakan untuk saluran I/O. Diagram operasi 8255 pada mode 1 digambarkan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Blok Operasi PPI 8255 Mode 1
c. Mode 2 :
Hanya Port A dapat dibuat sebagai port
I/O dua arah dengan jabat tangan. Port A dapat digunakan sebagai port untuk
transfer data dua arah dengan jabat tangan. Ini artinya data dapat masuk atau
keluar dari saluran yang sama. Mode ini mengembangkan sistem saluran (bus) ke
mikroprosesor atau mentransfer byte data ke dan dari floppy disk controller.
Pada mode 2 saluran PC3 sampai PC7 digunakan sebagai saluran jabat tangan untuk
Port A. Bentuk operasi 8255 sebagai mode 2 digambarkan pada diagram Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Blok Operasi PPI 8255 Mode 2
Format control word PPI
8255 ditunjukkan pada Gambar 5 di bawah ini. Gambar 5.a digunakan untuk
menformat control word berdasar pada mode kerja., sedangkan gambar 5.b
digunakan untuk menformat control word untuk Port C pada operasi set/reset bit.
Gambar 5.a. Format Control Word Mode Set
Gambar 5.b. Format Control Word Port C Bit Set/Reset
Encoder kunci MM74C922 dan MM74C923 CMOS menyediakan semua logika yang diperlukan untuk sepenuhnya menyandikan array Sakelar SPST. Pemindaian keyboard dapat diterapkan baik dengan jam eksternal atau kapasitor eksternal. Ini encoder juga memiliki perangkat pull-up on-chip yang memungkinkan sakelar dengan resistansi hingga 50 kW yang akan digunakan. Tidak dioda dalam array switch diperlukan untuk menghilangkan ghost sakelar. Sirkuit debounce internal hanya membutuhkan satu kapasitor eksternal dan dapat dikalahkan dengan menghilangkan kapasitor. Keluaran Data Tersedia mengarah ke tingkat tinggi ketika entri keyboard yang valid telah dibuat. Data Output yang tersedia kembali ke level rendah saat dimasukkan kunci dilepaskan, bahkan jika kunci lain ditekan. Data Tersedia akan kembali tinggi untuk menunjukkan penerimaan yang baru kunci setelah periode debounce normal; roll-over dua tombol ini disediakan di antara dua sakelar. Sebuah register internal mengingat tombol terakhir yang ditekan genap setelah kunci dilepaskan. Output 3-STATE menyediakan perluasan yang mudah dan pengoperasian bus serta kompatibel dengan LPTTL. fitur
- sakelar maksimum 50 kW pada resistansi
- On atau off chip clock
- Perangkat pull-up baris pada chip
- 2 tombol berguling
- Penghapusan keybounce dengan kapasitor tunggal
- Register kunci terakhir pada keluaran
- 3-STATE output LPTTL kompatibel
- Kisaran pasokan yang luas: 3V hingga 15V
- Konsumsi daya rendah
Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk
Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body)
Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di
tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang
warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga
merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik.
Komponen Dioda
Gambar dioda, simbol, dan komponennya
Struktur utama dioda adalah dua buah kutub elektroda berbahan
konduktor yang masing-masing terhubung dengan semikonduktor silikon
jenis p dan silikon jenis n. Anoda adalah elektroda yang terhubung
dengan silikon jenis p dimana elektron yang terkandung lebih sedikit,
dan katoda adalah elektroda yang terhubung dengan silikon jenis n dimana
elektron yang terkandung lebih banyak. Pertemuan antara silikon n dan
silikon p akan membentuk suatu perbatasan yang disebut P-N Junction.
Material semikonduktor yang digunakan umumnya berupa silikon atau
germanium. Adapun semikonduktor jenis p diciptakan dengan menambahkan
material yang memiliki elektron valensi kurang dari 4 (Contoh: Boron)
dan semikonduktor jenis n diciptakan dengan menambahkan material yang
memiliki elektro valensi lebih dari 4 (Contoh: Fosfor).
Cara Kerja Dioda
Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga
kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan
positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).
Kondisi tanpa tegangan
Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan
medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan
proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p.
Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi p yang
disebut dengan holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan
meninggalkan ion positif di sisi n, dan holes yang terisi dengan
elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p. Ion-ion tidak bergerak
ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang pergerakan elektron pada dioda.
Kondisi tegangan positif (Forward-bias)
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif
sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif.
Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion
yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke
masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang
positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif.
Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan
elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti
pada rangkaian tertutup.
Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif
sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif.
Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi
penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub.
Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi
katoda (n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif
tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi tegangan negatif. Pergerakan
ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi
pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal
oleh ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan
rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.
LED dapat kita definisikan sebagai suatu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan dapat memancarkan cahaya apabila arus listrik melewatinya.
Led (Ligth-Emitting Diode) memiliki fungsi utama dalam dunia elektronika sebagai indikator atau sinyal indikator atau lampu indikator.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity)
pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik
kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias
forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron
pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole
(lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat
Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan
cahaya monokromatik (satu warna).
Berfungsi untuk menghilangkan riak yang tersisa setelah gelombang disearahkan oleh diode bridge. Kapasitor [C] gambaran sederhananya terdiri dari dua keping sejajar
yang memiliki luasan [A] dan dipisahkan dengan jarak yang sempit sejauh
[d]. Seringkali kedua keping tersebut digulung menjadi silinder dengan
sebuah insulator atau kertas sebagai pemisah kedua keping. Pada gambar rangkaian listrik, simbolnya dinotasikan dengan:
[Simbol]
Berbagai tipe kapasitor, (kiri) keping sejajar, (tengah) silindris,
(kanan) gambar beberapa contoh asli yang digunakan pada peralatan
elektronik.
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Perlu kamu ketahui bahwa walaupun memiliki fungsi yang hampir sama,
namun baterai berbeda dengan kapasitor. Kapasitor berfungsi hanya
sebagai penyimpan muatan listrik sementara, sedangkan baterai selain
juga dapat menyimpan muatan listrik, baterai juga merupakan salah satu
sumber tegangan listrik. Karena baterai perbedaan itu, baterai juga
memiliki simbol yang berbeda pada rangkaian listrik. Simbol baterai
dinotasikan dengan:
[Simbol baterai]
Contoh penggunaan kedua simbol tersebut pada rangkaian listrik:
Kamu dapat mencari nilai kapasitas atau kapasitansi suatu kapasitor,
yakni jumlah muatan listrik yang tersimpan. Untuk bentuk paling umum
yaitu keping sejajar, persamaan kapasitansi dinotasikan dengan:
Dimana:
C = kapasitansi (F, Farad) (1 Farad = 1 Coulomb/Volt)
Q = muatan listrik (Coulomb)
V = beda potensial (Volt)
Nilai kapasitansi tidak selalu bergantung pada nilai dan .
Besar nilai kapasitansi bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi kedua
keping serta jenis material pemisahnya (insulator). Nilai usaha dapat
berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap perpindahannya. Untuk jenis keping sejajar dimana keping
sejajar memiliki luasan [A] dan dipisahkan dengan jarak [d], dapat
dinotasikan dengan rumus:
Dimana:
A = luasan penampang keping (m2)
d = jarak antar keping (m)
= permitivitas bahan penyekat ()
Jika antara kedua keping hanya ada udara atau vakum (tidak terdapat bahan penyekat), maka nilai permitivitasnya dipakai .
Muatan sebelum disisipkan bahan penyekat () sama dengan muatan setelah disisipkan bahan penyekat (), sesuai prinsip bahwa muatan bersifat kekal. Beda potensialnya dinotasikan dengan rumus:
Kapasitor menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Besar energi [W] yang tersimpan pada dapat dicari menggunakan rumus:
Dimana:
W = jumlah energi yang tersimpan dalam kapasitor (Joule)
Rangkaian Kapasitor
Dua kapasitor atau lebih dapat disusun secara seri maupun paralel
dalam satu rangkaian listrik. Rangkaian seri memiliki sifat-sifat yang
berbeda dengan rangkaian paralel. Berikut diberikan tabel sifat-sifatnya
pada rangkaian seri dan paralel.
Osilator kristal quartz hadir tersedia dalam berbagai bentuk dan frekuensi. Beberapa frekuensi yang umum adalah 20 MHz, 16 MHz, 10 MHz, 4 MHz. Kemudian terdapat sejumlah frekuensi seperti 14,7456 MHz, 9,216 MHz, 32,768kHz yang tersedia karena frekuensi tersebut adalah frekuensi kelipatan kecepatan yang dibutuhkan untuk komunikasi serial dan untuk pewaktu.
Didalam metal housing tersebut terdapat crystal quartz yang kecil yang bergetar dengan frekuensi tertentu. Jika osilator internal memiliki toleransi ±5% maka pada sisi lain kristal biasanya memiliki toleransi ± 20 ppm. Jadi kristal 16 MHz mungkin memiliki frekuensi aktual 16,000,020 MHz dan yang lainnya mungkin memiliki frekuensi 15,999,980 Mhz. Ini sama dengan ±0,00000125%. Jadi kristal 4 juta kali lebih akurat ketimbang osilator internal
Gambar
di bawah ini merupakan simbol elektronik dari resonator kristal
piezoelektrik dan juga kristal kuarsa dalam osilator elektronik yang
terdiri dari resistor, induktor, dan kapasitor
Diagram Rangkaian Osilator Kristal
Gambar di bawah adalah 20psc New 16MHz Osilator Kristal Kuarsa dan itu
adalah salah satu jenis osilator kristal, yang bekerja dengan frekuensi
16MHz.
Umumnya transistor bipolar atau transistor FET digunakan dalam konstruksi rangkaian osilator kristal. Ini karena penguat operasional (Op-amp)
dapat digunakan di berbagai rangkaian osilator frekuensi rendah yang
berbeda di bawah 100KHz tetapi penguat operasional (Op-amp) tidak
memiliki bandwidth untuk beroperasi.
Ini akan menjadi masalah pada frekuensi yang lebih tinggi yang cocok
dengan kristal yang berada di atas 1MHz. Untuk mengatasi masalah ini
dirancang Osilator Kristal Colpitts. Ini akan bekerja pada Frekuensi
lebih tinggi. Dalam osilator ini, rangkaian tangki LC yang memberikan
osilasi umpan balik telah digantikan oleh kristal kuarsa.
Prinsip Kerja Osilator Kristal
Rangkaian osilator kristal biasanya bekerja berdasarkan prinsip efek piezoelektrik
terbalik. Medan listrik yang diterapkan akan menghasilkan deformasi
mekanis pada beberapa material. Dengan demikian, ia menggunakan
resonansi mekanik kristal bergetar, yang dibuat dengan bahan piezoelektrik untuk menghasilkan sinyal listrik dari frekuensi tertentu.
Biasanya osilator kristal kuarsa sangat stabil, terdiri dari faktor
kualitas yang baik (Q), ukurannya kecil, dan terkait secara ekonomi.
Oleh karena itu, rangkaian osilator kristal kuarsa lebih unggul
dibandingkan dengan resonator lain seperti rangkaian LC. Secara umum
dalam Mikroprosesor dan pengontrol Mikro, kami menggunakan osilator
kristal 8MHz.
Rangkaian listrik yang setara juga menggambarkan aksi kristal dari
kristal. Lihat saja diagram rangkaian listrik setara yang ditunjukkan di
atas. Komponen dasar yang digunakan dalam rangkaian, induktansi L
mewakili massa kristal, kapasitansi C2 mewakili penyesuaian, dan C1
digunakan untuk mewakili kapasitansi yang terbentuk karena pencetakan
mekanis kristal, resistansi R menunjukkan gesekan struktur internal
kristal, rangkaian diagram osilator kristal kuarsa terdiri dari dua
resonansi seperti resonansi seri dan paralel, yaitu dua frekuensi
resonansi.
Resonansi seri terjadi ketika reaktansi yang dihasilkan oleh kapasitansi
C1 adalah sama dan berlawanan dengan reaktansi yang dihasilkan oleh
induktansi L. Fr dan fp masing-masing mewakili frekuensi resonansi seri
dan paralel, dan nilai 'fr' dan 'fp' dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Diagram di atas menggambarkan rangkaian setara, grafik plot untuk frekuensi Resonansi, Rumus untuk frekuensi Resonansi.
Motor Listrik DC atau
DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (
motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (
Direct Current) untuk dapat menggerakannya.
Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat
Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti
Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor
adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan
Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet
untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan
kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang
berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak
menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu
dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu
dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk
menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan
kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub
utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya
akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut
terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan
magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara
magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga
kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan
selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada
saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan
berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan
berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor
ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah
sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini
berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu
kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
Gambar 1. Sensor Suhu LM35
Pada Gambar 5.1
ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35
menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai
sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai
tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan
antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10
mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara prinsip sensor
akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC
akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan
tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap
pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih
antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35
sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih
tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada
suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
Jarak yang jauh
diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari
luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga
dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya,
juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus
yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin
untuk ditanahkan. Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara
tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.
Common Cathode merupakan bergabung menjadi satu Pin, sedangkan penujang Anoda bisa menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Katoda.
4.
Percobaan
[back]
1. Susun rangkaian seperti pada
gambar
Prinsip Kerja:
Rangkaian ini
merupakan rangkaian kontrol suhu ruangan dengan display 7-segment. Rangkaian ini
terdiri dari IC 8086 sebagai mikroprosessor. Selain itu juga terdapat rangkaian reset yang berfungsi untuk mereset program yang sedang dijalankan. Pada rangkaian
ini digunakan mikroprosesor IC 8086 yang telah memiliki clock internal. Data yang masuk kemudian diproses oleh
mikroprosesor 8086, setiap mendapatkan clock, maka data
diteruskan ke IC 74LS373 yang merupakan rangkaian latch dan buffer. Rangkaian ini berfungsi untuk menahan data yang diterima
dari mikroprosesor dan memisahkan address dan data. Pin AD di mikroprosesor mengandung data sedangkan pin A
pada mikroprosesor mengandung address. Data dan alamatnya dikirim ke rangkaian
latch dan buffer berupa IC 74LS373 dan IC 74LS245. Setiap pin LE aktif, maka
data maupun address akan keluar dari IC untuk diteruskan. Pada rangkaian
terdapat IC 27128 yang merupakan ROM. Kemudian ada IC 6116 yang merupakan RAM,
dan IC 8255A sebagai IO. Akses ketiganya diatur oleh IC 74LS139, untuk memilih
chip mana yang akan aktif. Apakah data akan dikirim ke ROM, RAM, atau IO1 untuk
dijadikan output berupa push button dan seven segment. Push button atau rangkaian keypad tersebut terhubung dengan IC MM74922. Dan seven segment terhubung dengan IC 74LS373. Output latch dan buffer terhubung juga ke ADC 0804 yang terhubung ke rangkain LM 35 sebagai sensor suhu dan IC 8255A sebagai IO yang terhubung dengan DAC0808. Tegangan dari LM35 diperkuat menggunakan Op Amp untuk memberikan input ke ADC 0804. Terdapat juga rangkaian yang dihubungkan ke tegangan referensi ADC 0804. Saat IC 8255A yang terhubung ke DAC 0808 aktif, maka akan muncul tegangan lalu diperkuat oleh op-amp. Saat ada tegangan pada basis transistor, maka transistor akan on sehingga arus dapat mengalir dari collector ke emittor sehingga motor hidup.
6.
Link Download
[back]
Materi -
Download
1. Fungsi IC 4055 pada rangkaian kontrol suhu ruangan dengan display 7-segment adalah...
a. Sebagai prosesor data yang diinputkan
b. Sebagai penahan data untuk sementara sebelum dikirim
c. Sebagai penghasil sinyal pulsa
d. Sebagai decoder yang dihubungkan ke output
e. Sebagai pengatur chip mana yang akan aktif (chip select)
Jawaban : D.
Penjelasan : Pada rangkaian menggunakan IC 8086 sebagai prosessor, IC 74LS373 dan IC 74LS245 sebagai rangkaian latch dan buffer untuk menahan data sementara. Sebagai penghasil sinyal pulsa/clock digunakan rangkaian yang dilengkapi IC 8284. Selain itu terdapat IC 27128 yang merupakan ROM. Kemudian ada IC 6116 yang merupakan RAM, dan IC 8255A sebagai IO. Akses ketiganya diatur oleh IC 74LS139, untuk memilih chip mana yang akan aktif. Dan IO dihubungkan dengan IC 4055 untuk mendecode kode menjadi output yang dapat dipahami.
2. IC yang berfungsi untuk menerima dan mengubah data yang didapatkan dari sensor LM35 untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya adalah...
a. IC 8284
b. IC 8086
c. DAC 0808
d. IC 6166
e. ADC 0804
Jawaban: e.
Penjelasan:
Pada rangkaian, masing-masing IC berperan sebagai:
IC 8284, sebagai bagian dari rangkaian pembangkit pulsa
IC 8086, sebagai mikroprosesor
DAC 0808, sebagai digital to analog converter atau mengubah data digital menjadi analog
IC 6166, sebagai RAM
ADC 0804, sebagai analog to digital converter atau mengubah data analog dari sensor menjadi digital